Betapa bangganya hati ini saat dinyatakan lulus. Pasti bangga banget khan? Bangganya bahkan bisa-bisa melebihi gedhenya Candi Borobudur (em, nyambung nggak yah?). Apa yang dilakukan anak SMA saat dinyatakan “Hey, kau anak manusia setengah setan. Luluslah kau anak kebo”. Senanglah pastinya. Apa yang terjadi selanjutnya? Mungkin Luna Maya bakal nyium diriku yang sangatlah rupawan ini (Huek!).
Acara kelulusan di SMA ku, tepatnya di SMA Negeri 2 Genteng yang tercinta dirayakan dengan coret-coret seperti pada umumnya yang dilakukan saat siswa lulus pada umumnya. Jadi pada intinya, NGGAK ADA YANG SPESIAL, HUH! Serta acara coret-coretan itu dipersandingkan (Wuih, emangnya nikahan, dipersandingkan). Maksudnya, guru-guru nggak ada yang merestui kita semua, siswa yang udah pada dinyatakan lulus untuk merayakannya dengan acara coret-coretan. Mereka semua (baca, para guru) mengancam bagi siapa yang ketahuan melakukan aksi anarkis dengan coret-coret baju-de el el, akan dikawinkan sama kucing penghuni sekolah yang ditetapkan sebagai kucing budukan yang nggak pernah mandi dan selalu penuh dengan luka cipokan. Hehe. Oke, yang barusan kalian telahkutipuhuek! Pokoknya para guru mengancam jika masih ada aksi coret-mencoret baju, trek-trekan, atau bahkan yang paling ekstrem mencoret muka kepala sekolah bakal dipersulit saat pengambilan ijazah.
Sesaat semua takut akan ancaman itu.
Satu jam berlalu.
Dimulai dari seekor anak manusia yang dibilang bandel tapi bencong, dibilang manis tapi goblok. Inisialnya MJ (jangan disamakan dengan Marrie Jane, pacarnya Sapiderman). Dia lah anak setan pertama yang bikin ulah. Dia dengan sembunyi-sembunyi mengeluarkan PILOX dari dalam tasnya, yang ternyata udah dipersiapkan dengan tingkat kematangan bagai telor mata sapi goreng yang akan dihidangkan dengan mie goreng, huik enak pastinya. Lapar. Setelah sukses mengeluarkan PILOX dari dalam tasnya, dia dengan kebrutalannya langsung berlarian dengan berkata,
“Minggiiiiiiiir!” dengan kebrutalannya dia masih berlari laksana mau kebelet eek.
“Eh kena tuh MJ?” ungkap Dedik dari seberang telingaku.
“Meneketedonk” jawabku dengan ekspresi kebelet eek juga.
“Hah! Meneketedonk, apaan tuh?” sembari memperlihatkan wajah yang sangat mirip dengan Tukul Cupang.
“Ya, meneketedonk, khan yang bener meneketehek. Orang kebelet aja namanya eek, bukan edonk. Hahahahahaha.” Ketawa kayak anak kuntilanak yang merengek minta dibeliin PS2.
Suasana sekolah masih seperti tadi. Ramai.
Terlihat MJ datang dengan keadaan tetap berlari bagai orang yang kebelet eek. Berhenti di depanku dengan tatapan penuh nafsu gorilla.
Diam.
Proooooooooooooooot. Baju anak-anak perempuan yang tepat ada di sampingku langsung disemprot dengan PILOX (anggep aja gitu suara dari PILOX yang disemprotkan).
“Goblok!” sentak cewek-cewek korban jagal MJ.
Kemudian MJ ditampar, ditendang, terus ditelanjangin dan di suruh lari-lari di lapangan upacara sebanyak 200 kali. Habis itu MJ dilaporkan ke polisi dan didakwa sebagai pelecehan non seksual dan dikenai sanksi udang 3 ton dan dikurung di dalam WC cowok selama 3 tahun. Aku berbohong.
Hehehehe.
Ternyata para siswa yang lainnya telah mempersiapkan PILOX di dalam tasnya. Kontan dari anak-anak yang bergerombol dan bergosip ria, berubah menjadi aksi anarkis memperkosa MJ. Nggak aku bohong lagi. Yang benar para siswa lainnya langsung melakukan aksi coret-mencoret, tanpa memperdulikan ancaman yang guru-guru lontarkan beberapa jam lalu.
Aku diam, karena nggak bawa PILOX. Sebenernya aku ingin ikut-ikutan, tapi apa daya di tasku hanya ada pensil yang tinggal 5 cm dan stipo (stip-x/ penghapus pulpen). Masak aku harus berlarian, terus mencoret-coret baju temanku dan mka temanku pakek tuh barang. Akhirnya keinginan itu sirna begitu saja, karena di depanku berdiri seonggok manusia yang ternyata gadis cantik yang setia menemaniku mulai dari kelas 1 SMA.
“Pulang yuk!” ungkap gadis itu.
“Masak pulang?” jawabku.
“Aku laper nih, makan di Sirot yuk!” jawab gadis itu kepadaku.
NB: Sirot itu rumah makan langgananku. Aku di sana biasanya makan pecel lele. Enak deh pokoknya (menurutku lo ya).
Aku diam, karena nggak bawa PILOX. Sebenernya aku ingin ikut-ikutan, tapi apa daya di tasku hanya ada pensil yang tinggal 5 cm dan stipo (stip-x/ penghapus pulpen). Masak aku harus berlarian, terus mencoret-coret baju temanku dan mka temanku pakek tuh barang. Akhirnya keinginan itu sirna begitu saja, karena di depanku berdiri seonggok manusia yang ternyata gadis cantik yang setia menemaniku mulai dari kelas 1 SMA.
“Pulang yuk!” ungkap gadis itu.
“Masak pulang?” jawabku.
“Aku laper nih, makan di Sirot yuk!” jawab gadis itu kepadaku.
NB: Sirot itu rumah makan langgananku. Aku di sana biasanya makan pecel lele. Enak deh pokoknya (menurutku lo ya).
No comments:
Post a Comment