Sekilas Info: Lagi enggak ada ide buat update tulisan di blog, masih sibuk mainan fixed gear

Tuesday, July 22, 2008

Mencari Peruntungan

Huh, emang bener ya, yang namanya sakit nggak ada enaknya. Tapi kenapa kok masih banyak orang yang sakit ya, malah sekarang ini ada orang yang nggak sakit tetapi minta dibilang sakit (orang yang cukup aneh dan emang patut untuk dimuseumkan).

Ya memang sakit merupakan salah satu alasan yang sangat tepat untuk menghindar dari segala sesuatu yang kiranya dapat mengancam dirinya. Misalnya saat akan ditagih hutang, tiba-tiba langsung tergeletak lemas dengan berbagai pose yang cukup menantang (menantang untuk digebukin maksudnya).

Penagih Hutang1 : Lho kok dia jadi begini, Lu apain dia? Lu guna-gunain ya?

Penagih Hutang2 : Igh, najis banget deh!

Penagih Hutang1 : Ya udah deh kita tinggal aja, daripada kita yang repot.

Nah, dijamin seratus persen dengan alasan seperti itu si penagih hutang akan kabur dengan sendirinya tanpa ada unsur pemaksaan sedikit pun.

Hari ini, tepatnya hari selasa badanku meriang banget nggak tau kenapa, mungkin karena terlalu tampan (em, mau muntah ya? Sebentar ya saya ambilkan ember, santai aja anggap rumah sendiri).

Kemarin tuh ceritanya aku khan nganterin temenku lomba jadi coverboy, sebut saja namanya Iyan (tapi ini bukan nama vokal band yang lagunya ada daradamdaradamnya itu lho). Dia menjadi wakil Kabupaten Banyuwangi, sebenernya wakli Banyuwangi ada dua yaitu temenku dan yang satunya lagi cewek masih SMP (kata temenku sih cantiknya minta ampyun, sampek-sampek kalo ada orang yang ngeliat wajahnya langsung kumat ayannya).

Yang ngadain acara tuh ialah tabloid Gaul (seberapa gaul sih tu tabloid?). Lombanya diadakan dideket kampusku yaitu tepatnya di Supermal Pakuwon Indah (SPI). Sesampai di SPI aku kagetnya minta ampun karena gak tau kenapa tiba-tiba orang-orang banyak yang mengelu-elukan namaku, dan mereka semua saling berebut tanda tangan, bahkan sampai ada yang berkelahi, kemudian bacok-bacokkan, dan sampai akhirnya kamu aku tipu, hehe. Kenapa mau ngelempar aku pakek sandal ya??? Silahkan deh! Orang baik khan selalu dapet pahala..hehehe.

Iyan langsung menelpon temennya.

Tuuuut...tuuuuuuut.....tuuuuuuuuuuut (anggep aja bunyi telpon).

Iyan : hallo, kamu dimana?

Temennya : cepetan udah di make-up tuh.

Iyan : iyah, tunggu bentar yah!

Temennya : cepetan sabrang!

Iyan : Aku udah nyampek, kamu di mana?

Temennya : aku di sebelahmu, dodol garut!

Iyan : dasar bencong!

Tak lama kemudian Iyan dan temennya saling jambak-jambakan, lalu salah satu di antaranya ada yang berteriak histeris bagai orang kesurupan. Iyah, yang barusan bercanda kok.

Ternyata bener apa yang dikatakan Iyan. Temennya tuh emang kayak bencong (tapi gak bencong-bencong amat sih), tetapi gayanya itu lo, gak kuat aku! Sekarang secara masak laki-laki pakek lensa kontak, ih najis banget deh. Yah, kalo diliat sepintas mah keren, tapi kalo diamat-amatin, Ya Allah tolong, kayak siluman anjing yang lupa pakek kolor. Akhirnya Iyan pun pergi meninggalkanku, tak lupa dia menciumku dulu (huak, cuih). Aku pun sendiri lagi, tak ada yang menemani (jadi ingat lagunya Tere yah). Hal pertama yang muncul dari pikiranku yaitu ”mau kemana aku ini?” mau nonton tapi bioskop belum buka, secara masih jam 10 pagi. Lalu menghilang pikiran itu dan berganti datang ”apa mungkin aku pulang aja yah”. Yups, akhirnya aku memutuskan pulang.

Sampai di kos aku langsung nyalain laptop, karena aku baru dapet film baru. Langsung deh ku tonton film tersebut, eh gak taunya malah tertidur. Bangun-bangun Iyan sms, dia memberitahukan kalo dia udah kelar dan minta dijemput.

Proses penjemputan Iyan dilaksanakan.

Sampai di kos kembali, Iyan mencoba mencurahkan hatinya kepada saya.

Aku : bagaimana, Ndul hasilnya?

Iyan : hehehehe,

Aku : (Mlongo)

Iyan : kalah Mas.

Aku : Ooooo. Mungkin sajenmu kurang kali.

Iyan : nggak Mas, jurinya bilang kalau...

Aku : kalau apa?

Iyan : (menarik nafas sebentar) mereka bilang wajahku Ndeso.

Aku : huahahahahahahahahahahahahahahahaha.......

Memang setelah diamatai dengan saksama, wajah Iyan memang Ndeso. Tertawa dulu agh, haha.


Friday, July 11, 2008

Renang Itu Mudah Kok!

Pernahkah kalian renang? Jangan bilang kalau belum, atau malahan “Maaf, saya nggak bisa renang karena saya nggak punya kolam renang punyanya cuma kolam lele, itu juga besarnya cuma 3X3 m”. Hari gini nggak bisa renang? Mau ke mana Lu Prend? Gini yah, tak bilangin renang tu udah enak, menyegarkan, gak mahal, dan lagian bisa ngeliat banyak orang telanjang, maksudnya laki-laki yang telanjang dada. Menurutku renang itu merupakan olahraga yang sangat keren sebab, di setiap tes mau masuk ke TNI, Satpol PP, Polisi, dan jurusan keolahragaan, syaratnya diwajibkan bisa renang meskipun dengan gaya kodok menahan hawa nafsu (tau gak jurus itu?). Bagi kamu-kamu yang nggak bisa renang, bersiaplah karena dengan secepatnya kekuatan bulan akan menghukummu.

Apa yang harus kalian lakukan supaya kalian bisa renang dengan handal bak atlet renang? Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk belajar renang, misalnya dengan nyemplung ke kolam terus belajar deh renang (Lho mana caranya? Maaf lupa). Cara lainnya misalnya dengan memanggil pelatih renang privat (tapi khan butuh biaya yang banyak!). Tenang aja, sekarang aku bagikan tips yang cermat dan tepat supaya kamu bisa renang sampek kayak orang kesetanan, em, setannya Si manis Jembatan Ancol (mau gak?)

1. sebelum nyemplung ke kolam jangan lupa persiapkan alat dan bahan untuk memasak (kok nggak ada hubungannya dengan renang?). Maksudnya mempersiapkan alat dan bahan untuk memasak, yaitu nanti sewaktu selesai renang hal pertama yang kalian rasakan yaitu laper. Nah, daripada saat laper terus nggak ada makanan terus kamu memutuskan minum air kolam sebanyak-banyaknya khan bisa berabe.

2. jangan lupa mempersiapkan perlengkapan renang, seperti bedak, lipstik, sepatu high hak tinggi, pelurus rambut (maaf, itu semua peralatanku sewaktu mau berangkat kerja). Yang benar tu misalnya baju renang, kaki katak, sirip tangan, dan yang paling penting yaitu kolamnya. Masak belajar renang nggak ada kolamnya. Kalo nggak punya kolam renang manfaatkan sungai (tapi kalo hanyut segeralah telpon polisi).

3. rasakanlah air kolam yang akan kalian renangi. Hal ini bertujuan sebagai pengenalan awal antara kamu dan kolam, ya supaya tercipta kontak batin gitu. Untuk merasakannya jangan diminum (kalo udah terlanjur minum segera ambil gula dan kopi, lalu masukkan ke dalam mulutmu, biar bakteri kolam nggak muncul karena udah jadi kopi).

4. masukkan seluruh badanmu ke dalam kolam, menyelamlah untuk beberapa saat. Saat di dalam menyelam rasakan dan lihatlah disekeliling kolam (banyak orang telanjang khan).

5. nah, sampai di sini kalian pasti bingung hal apa yang harus dilakukan. Kamu harus bergaya renang dengan seenak udel kamu sendiri. Yups, nggak usah takut atau pun malu, karena inti dari tips ini ada di sini. Keluarkan gaya yang aneh-aneh, misalnya gaya monyet yang renang, cacing yang lagi renang atau bahkan gajah yang lagi renang, yang penting jangan gaya lumba-lumba yang lagi renang.

6. saat kamu melakukan gaya aneh seperti di atas, dijamin seribu persen kamu akan menjadi pusat perhatian orang-orang yang lagi nyemplung di kolam renang. Nah, it’s show time. Saat ada orang yang menghampiri kamu, dia pasti bilang, “Em, adek kenapa ya? Apa ayannya lagi kumat?” kamu harus menjawab dengan lantang “I love kungfu” (itu khan dialog yang ada di Kungfu Panda) kamu harus menjawab “Saya nggak ayan, tapi nggak bisa renang. Kakak bisa renang?”. Saat itulah kamu harus merayu tu orang agar mau mengajari kamu renang.

Dijamin setelah kamu mengikuti tips yang ku sebarkan di atas akan bisa renang dengan hebat. Makanya jangan sungkan-sungkan untuk renang, jangan pernah ada alasan “Maaf saya nggak bisa renang, karena nggak punya kolam” atau “Maaf saya nggak bisa renang, karena saya belum disunat”. Berbahagialah bagi kalian yang bisa renang karena dijamin akan bisa main dipelem Bay Watch (gimana, ketemu ma Pamela Anderson loh?).


Pesan: Kalo mau renang jangan lupa baca doa dengan ikhlas biar nggak dimakan ikan hiu.

Wednesday, July 9, 2008

Masa Nggak Tau Malu

Masa SMA bukanlah sebuah masa di mana kita bisa berhura-hura. Tetapi sebuah masa di mana kita mulai merasakan nikmatnya dunia. Ingat yang saya katakan nikmatnya dunia, bukan nggak enaknya dunia.

Saat SMA memang senang terus bawaannya. Nggak pernah merasa sedih, paling sedih melanda saat ujian dapet nilai jelek, atau nggak punya uang yang banyak untuk jajan. What ever lah??? Karena memang itulah masa SMA sebenarya. Emang nggak semua anak SMA merasa senang terus, ada juga kok yang hari-harinya selalu diliputi kesedihan dan keterpurukan (bilang kaya gini jadi ingat nasib temen2 yang ada di Eithuopia). Mengapa anak SMA nggak pernah sedih? Karena umunya mereka nggak tahu malu, alias selalu mbuat keonaran dan pasti bikin malu-maluin. Nggak percaya? Sekarang coba bayangkan, ada nggak sih anak SMA yang selalu diem saat berkumpul dengan teman-temannya dalam segala situasi, misalnya menghadiri acara temannya di mana temannya tersebut mendapat musibah, apapun kondisinya pasti yang ada bercanda, bercanda dan bercanda.

Jadi ingat waktu SMA dulu saya juga merasakan hal seperti itu. Saat SMA dulu, jujur kacang ijo harus kuakui aku memang keren dan tampan sekali (maaf sumpah mati yang barusan aku bercanda). Nggak, maksudnya sewaktu SMA aku pernah punya pengalaman yang mengarah pada masa SMA ialah masa di mana manusia nggak punya rasa malu. Saat itu tepatnya malam tahun baru, di mana ada seorang cewek yang mengharapkan pernyataan cinta dari seorang cowok, akhirnya si cewek berusaha ngomong dengan bahasa Perancis, dan si cowok membalasnya dengan bahasa Perancis yang sangat panjang. Nah, si cewek jadi bingung. Terus dia berkata,

“Apa artinya?”

“Gua laper!” dengan menunjukkan muka merah padam bak pantat gorilla yang lagi pengen eek.

(hehehehehe, itu khan jalan cerita film Eifel, Aku jatuh cinta).

Pernah nih saat SMA dulu aku khan punya band yang diberi nama Monera. Itu tuh sebangsa sama virus, kalo monera itu masih lebih baik daripada virus. Nama tersebut tercetus saat kita-kita ada pelajaran biologi. Kebetulan anggota bandku masih satu kelas, yaitu dengan anggota Viba pada gitar, Pitching pada bass, Tino pada gitar, aku pada drum dan Gendheng pada vokal, nah ada satu lagi neh temanku yang paling hebat kerjanya yaitu Sodiq dia pada setrum. Setelah diliat dengan saksama emang wajah tu anak sangat mirip dengan wajah orang kesetrum selama berabad-abad, coba deh banyangin!

Suatu saat pas acara HUT sekolahku setiap kelas harus menampilkan berbagai atraksi, kalo nggak menampilkan atraksi bakal didenda 100 ribu rupiah. Gila nggak, Men! Secara kita masih SMA dapet dari mana duit sebanyak kita. Emm, secara tidak langsung tujuan adanya hukuman seperti itu baik seh, karena setiap kelas akan mengisi acara HUT sekolahnya. Jadi pihak sekolah nggak perlu mendatangkan artis dari luar, lumayan khan nggak keluar dana. Pinter juga ya sekolahku, maksudnya pinter banget dalam hal pengiritan.

Bel istirahat pun berdendang dengan asyik (emangnya musik dangdut, Buk?) ketua kelas dengan gagah berani ke depan kemudian mengeluarkan jurus hamehamenya (maaf bercanda lagi). Ketua kelas langsung berbicara dengan lantang, hal ini dapat dibuktikan dengan otot yang ada di lehernya udah kayak mai demo aja, yaitu udah nongol keluar. Aku hanya bisa berdoa moga aja ketua kelasku yang baik hati ini tetep laku meskipun ototnya udah pada ninggalin dia untuk pergi demo.

“Diaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaam!”

Ueits, langsung aku nengok ke arah suara itu. Anak-anak yang tadinya ramai langsung pada ngeluarin pistol yang ada di punggungnya, dan mereka saling menembak dengan garangnya (percaya nggak Lu?).

“Ada apa, Teng?” kebetulan nama ketua kelasku Ateng, aslinya sih Andri, tapi kalo berjalan mirip Ateng.

“Teman-teman, karena sebentar lagi sekolah kita mau ada hajatan dan setiap kelas diwajibkan menyumbang atraksi, yang tidak menampilkan wakilnya akan didenda 100 ribu”

“Apa Teng? Hajatan. Sapa yang mau disunat? Pak Kepala Sekolah kah?”

Gedubrak!!!!!!! Viba nonyol kepalaku dari belakang.

“Dasar guoblok!”

“Terus apa donk??” Kataku dengan menunjukkan wajah yang sangat keren tapi tetep mesum.

“Ulang tahun sekolah goblok!”

“Ooooo……I know.”

“Mungkin teman-teman ada usul untuk bentuk atraksi yang akan kita sumbangkan?” Ateng ngomong lagi.

“Makan bakso bersama, bagaimana?” Kata Gendheng dengan wajah tanpa dosa.

Serentak seluruh teman sekelas langsung menatap ke arah Gendheng dengan tatapan srigala mereka. Menyeramkan!

“Em, itu aja bagaimana kalo balap karung?”

“Emang, agustusan!” sahut Tino dengan wajah abstraknya.

“Itu aja daripada aneh-aneh bagaimana kalo kita nampilkan band kita punya aja? Bagaimana?” ujar Viba dengan gaya bagai kolor ijo lagi berburu mangsa.

“Kalo menurutku sih sah-sah aja. Bagaimana teman-teman?” Ateng mencoba menjadi orang penting.

Nah, akhirnya kelas kita menampilkan band. Benar sekali bandnya tuh Monera. Latihan sih masih numpang di studio-studio sekitar sekolah. Biayanya sih hasil patungan dengan teman-teman sekelas, yaitu setiap bangku wajib nyumbang minimal 500 rupiah, kompak banget yah kelasku. Jadi kangen nih sama teman-temanku dulu. Lagi ngapain mereka semua yah! Yang udah nikah oasti udah anget-angetan ma suaminya, lha saya mau anget-angetan ma sapa?

Hari yang ditunggu pun tiba. Kami menunggu dengan sabar giliran untuk tampil di panggung. Setelah selesai band dari kelas lain, akhirnya nama Monera disebut. Wajah-wajah keren pun langsung naik ke atas panggung. Tak lama kemudian langsung memainkan lagu “Semua tak sama” miliknya padi. Nah, yang menjadikan malu hal ini ialah, udah mainnya seenaknhya sendiri dalam membuat tempo (sumpah! Mungkin kalo Mas Piyu nonton konser kami dia bakalan ngeluari jurus Fusyen untuk membantai kami), kemudian ditambah dengan Cuma nyanyi satu lagu, padahal peraturannya harus menyanyikan dua lagu. Lengkap deh, yang penting mah udah tampil, udah jadi artis untuk beberapa menit.

Sejak saat itu nama Monera mulai dikenal oleh siswa-siswa lainnya. Setiap ada acara apapun di sekolah Monera selalu hadir meramaikan, meskipun dengan permainan ala kadarnya. Prinsip Monera ialah bukan pada permainannya tetapi pada keinginan untuk dikenal, dan memiliki arti dari sebuah kehidupan. Masak kamu mau saat mati nggak ninggalin apa-apa? Misalnya nama, harta atau ilmu yang selalu dikenang, tapi jangan ninggal utang lo ya!!!!!

Photobucket
Jika Anda mempublikasikan ulang postingan dalam blog ini, Anda harus mencantumkan link blog ini http://curutperkutut.blogspot.com. Hargailah hasil karya orang lain.
design by Bang CurutPerkutut