Jam dinding warna merah di depan mataku tetap melakukan pekerjaannya seperti biasa. Berputar ke arah kanan tanpa hentinya. 2 menit lagi akan menunjukkan jam 6 pagi tepat. Seperti biasa, seperti kemarin atau bahkan seperti dulu hari ini akan berlalu. Hanya bekerja dengan penuh kebosanan. Hanya datang kemudian diam.
Yah, hari ini hari selasa ( siapa juga yang bilang hari Jumat, gak penting!). Yo wes apa kate Lu dah. Lagu di winampku sedang mendendangkan lagunya Eminem yang meminta maaf kepada Ibunya. Apa kabar ya Ibuku di sana? Apa kabar pula Bapakku di sana? Bagaimana pula dengan kabar Nenekku tercinta? Aku yakin mereka akan baik-baik saja, karena di sini, di kota orang ini aku tiada hentinya mendoakan mereka dengann sepenuh hati. I love you all.
Aku sekarang untuk masalah hati masih terngiang-ngiang oleh kehadiran seseorang. Tapi jujur aku nggak tahu siapa tuh orang. Mungkin bisa bencong (sumpah, ku paling takut ma makhluk satu ini), ato mungkin juga ialah hasil sihir dari Harry Potter, ato malah hasil komat-komaitnya si Dedy Corbusier (eh, apa gitu yah tulisannya. Bodo agh!). entah mengapa baru kali ini aku merasa sangat membutuhkan sentuhan wanita (maaf bukan berarti aku pria jablay, aku adalah pria bukan cowok). Aku menyandang status gak punya gandengan udah lumayan lama, dan itu sangat tidak membebani hidupku. Tapi nggak tau kenapa, akhir-akhir ini (diketahui waktu bangun tidur tadi) aku selalu ingin punya pacar Julia Estelle (haha, ngarep banget Cak!). ya yang pasti hanya satu kata yang musti terucap dari BPS (bibir paling seksi) ini yaitu “cari”.
Nah, aku khan guru (sapa bilang artis?what the hell!), aku tuh punya siswa yang namanya persis ma judul lagunya Kangen Cok Band ~ Yolanda. Sumpah, dia tuh anaknya cantik nggak, manis nggak, imut sangat tidak nggak, langsing nggak banget, llebar kayak lapangan kalo yang ini sangat benar (songo-songo). Yang paling enak sekarang topiknya yaitu membahas tuh anak orang yang sangat tidak cantik tapi berpantat lebar ~ Yolanda. Sebelum kita membahas dia bagaimana kalo untuk menyebut dia kita gunakan YBL (Yolanda Berpantat Lebar). Yeah!
YBL emang gak punya nilai jual sama sekali, jadi sangat tidak mungkin dia menjadi orang yang terkenal. Tapi si YBL tuh kalo ditanya pasti gayanya tu Loh kayak orang kebelet e’ek. Aneh!
“Yol, coba kamu sebutkan jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimatnya” kata guru yang paling bijak di dunia.
“Em, am, im, um, om, ituh Pak, apa yah? Em, ituh Pak, saya nggak tahu”. Jawab dia dengan gaya cengengesannya yang notabene isa membuat mabuk siapa saja yang melihatnya.
Gaya seperti itu emang selalu keluar dari dalem pantatnya, eh maksudnya dari bahasa tubuhnya yang selebar lapangan futsal. Selalu cengengesan tak bermakna. Gak jelas pokoke. Menurut hasil perkiraanku dia ituh lahir dari pantat badak, la secara lo kulite uatos (baca: keras). Pernah suatu saat karena aku sudah tidak bisa menahan emosiku ke dia, dia khan berbuat kesalahan yaitu memasukkan pulpen ke pantat ayam (okeh, aku ngarang!) terus aku karena betapa emosinya tak cubit dia, eh malah tanganku yang melintir gak karuan. Jadi buat kalian yang baca nih postingan gak penting jangan sekali-kali mencubit orang yang berbadan lebar niscaya jari kalian akan melintir dengan sendirinya. Aku nggak bisa mbayangin bagaimana saat dia lahir, pastilah emaknya sangat merasakan depresi yang sangat berat. Mungkin cerita dibalik kelahiran YBL seperti ini (ini versi saya, yang tentunya sangat berbeda dengan versi sebenarnya)
“Uoh. Augh. Yeagh. Agh.” Terdengar suara emaknya yang meraung-raung saat melahirkan YBL.
“Mama, yang kuat Ma. Mama pasti bisa.” Terdengar suara Papanya YBL yang berusaha memberi semangat, padahal dia nggak tahu seperti apa rupa anaknya nanti.
“Uoh. Augh. Yeagh. Agh.” Rintihan lembut emaknya YBL lagi.
“Terus, Ma. Hampir keluar Ma.” Ujar Papanya (entah kenapa yang bagian ini seperti emaknya YBL sulit ber-e’ek-ria).
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaghhhhhkkkkkk.”
“Ma, kita punya anak.” Kata Papanya YBL.
“Pa, aku capek. Aku lemas.” Suara emaknya terdengar.
”Ma, kok anak kita kayak gini. Mama selingkuh ya?” Papanya YBL emosi.
”Apanya, Pa. Kenapa dengan anak kita?” Sahut emaknya.
Tak disangka tak dinyana ternyata bayi yang dilahirkan dengan penuh perjuangan ialah badak. Bagaimana tidak depresi tuh emaknya.
~ to emak dan bapaknya YBL, sorry ya Mom. Just kidding kok.
Nah itu lah segelintir cerita tentang anak didikku seng rodok (baca: agak) miring. Cerita ini akan ku lanjutkan dalam tempo jang sejingkat-jingkatnya. Nunggu persetujuan dari pihak yang bersanggkutan. Karena aku takut masuk penjara. Khan tidak keren seh, kalo masuk penjara karena ”Membahas YBL” sungguh sangat tidak elite.
Monday, May 4, 2009
Selebar-lebarnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment