Selamat apa saja seluruh warga Indonesia sebangsa dan setanah air, seair dan setanah, sebatu dan setaman, dan sekencing. Apa yang kamu lakukan saat ini? Halal atau haram? Bagus atau jelek? Indah atau buruk? Semua yang kamu lakukan nggak ada yang ngelarang kok, selama itu nggak memperokosa anak setan, soalnya itu merupakan perilaku yang tidak disukai setan dan Allah SWT. Jadi pada intinya berbuatlah yang baik-baik aja jangan yang nggak-nggak, okey Bibeh!
Aku sekarang khan udah kerja, perhatikan sekali lagi kerja. Hehehe. Tetapi alhamdulillah aku tidak kerja sesuai cita-cita saya dulu, yaitu kerja yang enak dan menghasilkan duit banyak, kerja apa itu? Mau tahu? Sungguh mau tahu? Mau tahu ajaah!hehehe. Proses untuk menghasilkan duit memang saya akui banyak caranya, mulai dari yang terhina sampai yang paling dihina (Lho apa bedanya terus?). Mau dapat duit dengan cepat tetapi kerjanya hanya duduk-duduk saja, pelihara tuh yang namanya babi ngepet atau tuyul dan kawan-kawannya. Tapi kalau mau kerja yang enak dan menghasilkan duit banyak ya jadilah Gigolo dengan baik dan benar, hehehhe. Sory, I’m just kidding Pren.
Lepas tentang apa yang namanya babi ngepetlah, tuyullah, gigololah, apalah, masak apa donk, secara Luna Maya bukan Luna Madonk. Kemarin waktu aku pulang kerja, tepatnya pukul 5 sore. Nah kalo jam segitu seluruh jalanan yang ada di kota Surabaya lagi pada sibuk-sibuknya. Alias kendaraan bermotor saling berlomba-lomba makan kerupuk (hehe, nggak nyambung yah!). Kalian tahu khan yang namanya Traffic light? Kalo nggak tahu, cek kebangeten seh, Rek! (terjemahan *kok kebangetan sih). Traffic Light tu di setiap daerah ada penyebutan yang berbeda,
Surabaya: menyebut Traffic light yaitu ”STOPAN”, yang berasal dari kata STOP mendapat akhiran –AN, yang berarti ”lampu merah harus berhenti”
Banyuwangi: menyebut Traffic light yaitu ”lampu merah” (hehe, nggak keren banget yak!)
Dan untuk kota-kota yang lainnya ya meneketehek..hek..hek.
Sehubungan dengan adanya pembahasan mengenai lampu merah, atau istilah Maduranya Traffic Light. Nah, pernah nggak kamu menjumpai orang-orang yang nggak sabar sama yang namanya lampu merah. Yups, saat lamou merah berkumandang mereka dengan seenak udel emaknya nyerobot gitu ajah, nah kalo di depan nggak ada kendaraan lain yang giliran jalan, tapi kalo ada Trailer, mampus deh, Loh! Ada apa ya dengan mereka itu? Sabar sedikit masak nggak bisa. Peraturan itu dibuat tidak untuk dilanggar dan ingat peraturan itu tidak fleksibel. Jadi tidak bergantung pada yang namanya sikontol (situasi, kondisi dan toleransi). Meskipun ada ibu-ibu hamil dan mau melahirkan terus ada lampu merah yang lagi menampakkan merahnya maka ya harus berhenti, terkecuali AMBULANCE (mengapa ya kata tersebut tidak diIndonesiakan?). Nah, jika mau aman ya gunakan aja yang namanya tuh mobil pocong (warnanya khan putih).
Kembali lagi ke masalah orang-orang yang nggak sabar ma yang namanya Traffic Light. Perilaku seperti itu sangat menunjukkan bahwa dia merupakan salah satu manusia yang tidak dimanusiakan, mengapa? Karena manusia itu punya indera yang sempurna, jadi kalau ada hal seperti itu harusnya tahu dan dilaksanakan ditambah lagi manusia itu punya pikiran, sekali lagi pikiran. Perilaku seperti itu juga termasuk perilaku Wong Ndeso (terjemahan *orang desa). Ayo mulai saat ini jadilah manusia yang berpikir normal dan fleksibel terhadap segala keadaan dan jangan pernah mem-fleksibel-khan yang namanya peraturan. Ingak,ingak, tink! Yeah!